Rabu, 14 Januari 2015

Cerita Hari Ibu




Ingatkah bahwa kau pernah bilang padaku untuk tak pernah letih menghadapi hidup ini, apapun yang kaulakukan jangan pernah berhenti ditengah jalan ya nak, kami akan membantumu sampai kau benar-benar sudah mampu berjalan sendiri..

Ibu...
Umurku sudah hampir menginjak 20 tahun, tapi apa yang selalu aku lakukan untukmu? Aku selalu menyusahkanmu, aku selalu menuntutmu, aku selalu memintamu menyiapkan semua kebutuhanku, bahkan aku selalu membuatmu letih disetiap hari-harimu...

Ibu...
Apa kamu tak lelah dengan semua kelakuanku? Apa kamu tak pernah mengeluh tentang semua yang aku lakukan kepadamu? Dari aku kecil hingga sekarang? Apa kamu pernah memikirkan makanan yang enak hanya untuk dirimu saja? Tak akan membaginya dengan yang lain? Apa kamu tak memikirkan dirimu akan lelah jika mengurusiku terus? Apa, apa, apakah kamu pernah memikirkan semua yang kau sukai tak akan kamu dapatkan jika harus membaginya denganku? Pernahkah terlintas dipikiranmu tentang semua itu ibu?

Ibu...
Aku memang tak banyak mengingat apa saja yang sudah kau lakukan untukku, tapi aku belajar darimu pada adik-adikku, kau membesarkannya dengan cintamu, dengan sayangmu, dengan kasih yang membuatku iri dengan itu, aku yakin, kau pasti memperlakukanku sama seperti yang kulihat pada adik-adikku.

Ibu...
Aku sadar aku banyak mengecewakanmu, tapi aku tak pernah tahu jika kau telah ku kecewakan, aku sadar aku sering membuatmu jengkel dengan semua yang kulakukan, tapi aku tak pernah menyadari itu, aku terus saja tak memperdulikanmu, aku terus saja menyusahkanmu, bahkan kau seperti tak terbebani oleh semua kelakuanku.

Ibu...
Mengapa aku tak bisa menunjukkan semua perasaanku sekarang kepadamu? Karena aku terlalu lemah untukmu, kau mengajarkanku untuk tak mengenal lelah
Tahukah
aku sungguh menyayangimu ibu, tak rela jika dirimu selalu lelah mengurusi semua kebutuhan dirumah, dan aku selalu merintih melihatmu kala tidur, wajahmu begitu tulus, hingga aku tak pernah menyadari dirimu semakin menua kala kuamati wajahmu, tak pernah terpikirkanjika suatu saat nanti kau pasti akan meninggalkanku, meninggalkan semua yang amat mencintaimu.

Ibu...
Ketika aku beranjak remaja hingga sekarang, aku mulai bisa membagi sedikit bebanmu padaku, aku lakukan yang kau perintahkan, walaupun terkadang aku sedang tak ingin diganggu, tapi aku lebih memilih memprioritaskanmu. Aku ingat dulu aku sering bertengkar dengamu, hal-hal yang seharusnya tak perlu dilakukan, entah apa yang membuatku begitu mudahnya mengambil keputusan untuk bertengkar dengamu, hingga kita tak mau bertegur sapa, ingatkah? Dan akupun memberanikan diri menegurmu, dan kitapun kembali seperti biasanya, seperti tak mengenal kejadian itu. Aaahhh aku sungguh menyayangimu ibu..

Ibu...
Aku ingat saat-saat ketika aku memberi hadiah pertamaku untukmu, sebuah jilbab berwarna biru dihari ulangtahunmu, dan hebatnya kau ternyata sudah bisa menebak hadiah itu, aku tersipu malu dibuatnya, dan kau-pun mencoba hadiah dariku, tahukah, kau sungguh cantik ibu, kau membuatku bangga memilikimu.

Ibu...
Tahukah, sejak saat itu aku mulai belajar untuk terus membahagiakanmu, belajar untuk tek ingin mengecawakanmu, belajar untuk terus mempertahankan senyumanmu agar tetap bisa kulihat.
Dan akupun mulai merutinitaskan kegiatan itu, yaa memberikamu hadiah-hadiah kecil dihari istimewa seperti contohnya, dan akupun sudah memikirkannya sejak jauh-jauh waktu sebelumnya, sampai tabunganku untukmu tercukupi.

Ibu...

Tahukah berapa banyak airmata yang ku keluarkan ketika menulis tulisan ini, mungkin tak sebanyak perihnya semua pengorbananmu untukku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kasus 12-1 MUSCLE MAX: PELATIH PRIBADI ANDA SENDIRI

Kasus 12-1 MUSCLE MAX: PELATIH PRIBADI ANDA SENDIRI 1.         Masalah apa yang disebutkan dalam kasus diatas? Jawab: Perbedaan harga...