sejarah candi prambanan Yogyakarta
Candi prambanan
merupakan salah satu candi yang terletak di Indonesia dan merupakan salah satu
tempat tujuan wisata. Candi prambanan sering kali dipanggil dengan nama candi
Roro Jonggrang, candi ini merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia dan
sekaligus menjadi candi yang sekaligus menjadi candi yang terindah di Asia
Tenggara ini merupakan aset Indonesia yang tidak dapat dinilai harganya. Candi
prambanan dibangun pada abad ke-9 masehi yang ditujukan untuk Trimurti yakni
tiga dewa utama bagi agama Hindu, Brahma sebagai dewa pencipta, Siwa sebagai
dewa pemusnah dan Wishnu sebagai dewa pemelihara.
Candi prambanan terletak di Kota Yogyakarta yang
merupakan peninggalan Hindu terbesar di Jawa Tengah, terletak lebih kurang 17
kilometer di sebelah Timur kota Yogyakarta. Candi Prambanan merupakan kelompok
candi yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad ke-9. Ditemukannya
tulisan nama Pikatan pada candi menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun
oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan
prasasti berangka 856 M “Prasasti Siwargrarha” sebagai manifest politik untuk
meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar. Prasasti Siwargrarha tahun 856
M yang dikeluarkan oleh Rakai Pikatan tidak diketahui asalnya, kini disimpan di
Museum Nasional Jakarta.
Agama Hindu mengenal Tri-Murti, yang terdiri dari Dewa Brahmana
sebagai sang Pencipta, Dewa Wishnu sebagai sang Pemelihara dan Dewa Shiwa
sebagai sang Perusak.
Bilik utama dari candi induk kompleks candi Prambanan ditempati oleh Dewa Shiwa sebagai Mahadewa sehingga dapat disimpulkan bahwa candi Prambanan merupakan candi Shiwa.
Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro Jonggrang, berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putrid Prabu (Raja, yang dalam bahasa Jawa sering disebut Ratu) Boko, yang membangun kerajaannya diatas bukit sebelah Selatan kompleks candi Prambanan.
Bilik utama dari candi induk kompleks candi Prambanan ditempati oleh Dewa Shiwa sebagai Mahadewa sehingga dapat disimpulkan bahwa candi Prambanan merupakan candi Shiwa.
Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro Jonggrang, berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putrid Prabu (Raja, yang dalam bahasa Jawa sering disebut Ratu) Boko, yang membangun kerajaannya diatas bukit sebelah Selatan kompleks candi Prambanan.
Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi
dengan relief Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina
(berjalan mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah kanan kita)
melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada langkan candi Brahma yang
terletak di sebelah kiri (sebelah Selatan) candi induk. Sedang pada pagar langkan
candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah Utara) candi induk,
terpahat relief cerita Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu
Kresna sebagai penjelmaan (titisan) Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan
yang hendak melanda dunia.
Bilik candi induk yang menghadap ke arah Utara berisi patung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari purti cantik itu, yang dikutuk oleh kesatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu patung dalam waktu satu malam.
Candi Brahma dan candi Wishnu yang kini sudah selesai pemugarannya masing-masing hanya memiliki 1 buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan.
Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah (di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa. Patung angsa senagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua Dewa itu, kini telah dipugar.
Ke enam candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.
Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah Utara dan yang lain di sebelah Selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sudut.
Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi hfalaman dalam 3 baris.
Diluar halaman tengah ini masih terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter.
Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Diansty) Sanjaya pada abad ke-9 dan kini merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap hari antara pukul 06.00-18.00 WIB.
Kompleks candi Prambanan terletak hanya beberapa ratus meter dari jalan raya Yogya-Solo yang ramai dilewati kendaraan umum.
Bilik candi induk yang menghadap ke arah Utara berisi patung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari purti cantik itu, yang dikutuk oleh kesatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu patung dalam waktu satu malam.
Candi Brahma dan candi Wishnu yang kini sudah selesai pemugarannya masing-masing hanya memiliki 1 buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan.
Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah (di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa. Patung angsa senagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua Dewa itu, kini telah dipugar.
Ke enam candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.
Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah Utara dan yang lain di sebelah Selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sudut.
Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi hfalaman dalam 3 baris.
Diluar halaman tengah ini masih terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter.
Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Diansty) Sanjaya pada abad ke-9 dan kini merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap hari antara pukul 06.00-18.00 WIB.
Kompleks candi Prambanan terletak hanya beberapa ratus meter dari jalan raya Yogya-Solo yang ramai dilewati kendaraan umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar