Cerita Rakyat Tangkuban Perahu, adakah di
antara sobat yang pernah mendengarnya??? Huh mesti pada angkat tangan semua dan
bilang sudah. Cerita Rakyat Tangkuban Perahu merupakan cerita rakyat yang
berasal dari Jawa Barat dan konon merupakan asal-usul terbentuknya gunung
Tangkuban Perahu itu loh. Percaya atau tidak, toh itu hanya sebuah cerita.
Yap, bagi sobat yang pernah berkunjung
ke daerah wisata Tangkuban Perahu, pastinya akan menyaksikan bentuk gunung
tersebut seperti perahu terbalik (tangkuban berarti terbalik). Benar, objek
wisata Tangkuban Perahu merupakan objek wisata andalan di Jawa Barat loh.
Pernah sekali berkunjung ke sana, buset indah banget pemandangannya.

Pada
jaman dahulu, dijawa barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang
Sumbi, ia mempunyai seorang anak
laki-laki yang bernama sangkuriang. anak tersebut sangat gemar memburu di dalam
hutan. setiap berburu, dia selalu di temani oleh seekor anjing ke sayangan yang
bernama tumang. Tumang adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung sangkuriang,
tetapi sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja
merahasiakannya.
Pada
suatu hari, seperti biasanya sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. setelah
sampai nya di hutan, sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor
burung yang sedang bertengger di lahan, lalu tanpa berpikir panjang sangkuriang
langsung menembaknya dan tepat mengenai sasaran sangkuriang lalu memerintah
tumang untuk mengejar buruannya tadi,tetapi situmng diam saja dan tidak mau
mengikuti perintah sangkuriang. Karena sangat jengkel pada tumang maka
sangkuriang lalu mengusir tumang dan tidak diijinkan ke rumah bersamanya lagi.
Sesampai
dirumah, sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya begitu
mendengar cerita dari anaknya, dayang sumbi sangat marah diambil sendok nasi
dan dipukulkan ke kepalanya. Karena merasa kecewa dengan perilakuan ibunya, maka
sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara dan meninggalkan rumahnya. setalah
kejadian itu, dayang sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari
dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali karena
kesungguhan dari doa dayang sumbi tersebut, maka dewa memberikan hadiah
kecantikan abadi selamanya.
Setelah
bertahun tahun lamanya sangkuriang mengembara, akhirnya berniat pulang ke kampung
halamannya sesampainya disana dia sangat terkejut sekali, karena kampung
halamannya berubah total. Rasa senang sangkuriang tersebut bertambah ketika
saat ditengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang
tidak lain adalah dayang sumbi. Karna terpesona dengan kecantikkan tersebut maka
sangkuriang melamarnya. Akhirnya lama kelamaan sangkuriang diterima oleh dayang
sumbi, dan sepakat akan menikah diwaktu dekat.
Pada
suatu hari sangkuriamg meminta ijin untuk berburu di hutan kepada calon
istrinya alangkah terkejutnya dayang sumbi melihat bekas luka yang mirip dengan
bekas luka anaknya dayang sumbi bertambah terkejut, karena ternyata benar bahwa
calon suaminya tersebut adalah anaknya sendri. Dayang sumbi sangat bingung
sekali untuk mencoba berbicara kepada sangkuriang, supaya sangkuriang mencoba
membatalkan pernikahannya dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap
hari dayang sumbi berpikir bagaimana cara membatalkan pernikahan mereka dayang
sumbi mengajukan 2 syarat apabila sangkuriang dapat memenuhi 2 syarat tersebut,
maka dayang sumbi mau menjadi istrinya tapi dengan syarat berikut,
1.
Dayang Sumbi
ingin membendung sungai citarum
2.
Dayang sumbi
ingin meminta sangkuriang untuk membuat sanpan yang besar untuk menyeberang
sungai.
Sebelum
pajar menyingsing sangkuriang garus menyelesaikan tugas tersbut, diam-diam
dayang sumbi mengintip hasil kerja dari sangkuriang betapa terkejutnya dia sangkuriang
hampir menyelesaikan syarat tersebut. Dayang sumbi lalu meminta bantuan
masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutra berwarna merah di sebelum timur
kota. ketika melihat warna memerah sangkuriang mengira kalo hari sudah
menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan akhirnya
sangkuriang tidak dapat memenuhi syarat yang di ajukan dayang sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa sangkuriang
lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendri. Maka terjadilah banjir dan
akhirnya seluruh kota terendam air, sangkuriang juga menendang sanpan besar yang
telah dibuatnya. Sanpan itu melayang dan jatuh tertumpuk lalu menjadi sebuah
gunung yang bernama Tankuban Perahu.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar